Minggu, 07 Juni 2015

HEBOHNYA BERAS PLASTIK



Kasus beras plastik
Isu beras plastik telah membuat warga menjadi waswas. Beras plastik dari China awalnya ramai di sosial media, lalu menjalar ke sejumlah negara. Awalnya, beredar sebuah video di Youtube yang menayangkan pembuatan beras palsu terbuat dari plastik. Awal Mei, dunia maya dihebohkan oleh postingan video di Youtube. Video itu berisi cara pembuatan beras palsu terbuat dari bahan sitentik.
Tidak hanya di Indonesia, sejumlah negara pun dihebohkan oleh beras palsu asal China. Selain meresahkan di China, penjualan beras plastik tersebut sudah menjalar ke berbagai tempat di India. Beras palsu tersebut terbuat dari bahan campuran kentang, ubi jalar, dan resin sintetis industri alias plastik.
Berdasarkan penelusuran Okezone, Salah satu warga Bekasi, Dewi Septian, curiga atas beras yang dibelinya. Beras yang dimasaknya sebagai bubur tidak matang seperti biasa, melainkan sebagian masih berbentuk bulir beras. Lalu dia memposting foto temuannya itu di sosial media, Instragram, Senin pada 19 Mei. Dia menyandingkan beras asli dan beras yang menurutnya adalah beras plastik. Selain itu dia juga memajang hasil masakannya yang berasal dari beras asli dan yang diduga palsu.

Cara BPOM membuktikan persoalan beras plastik
Di kutip dari berita Okezone.com, JAKARTA - Dugaan adanya beras plastik atau sintetis dianggap sudah selesai oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Pasalnya, dari uji yang telah dilakukan, tidak terdapat bukti kandungan plastik pada beras yang diduga sintetis tersebut.
"Saya rasa soal beras plastik ini sudah clear. Intinya metode uji sudah kami sampaikan. Apakah mengandung plastik? Tidak," kata Kepala BPOM Roy Sparingga saat ditemui di kantornya, Kamis (28/5/2015).
Ia melanjutkan, telah menggunakan standar referensi dalam melakukan pengujian beras plastik terrsebut. Hasilnya, tidak terdapat tanda-tanda adanya kandungan plastik dalam pengujian sampel tersebut.
"Nah yang lain-lainnya kita lihat juga apa titik lelehnya, dengan alat namanya DSC, itu juga dilihat titik lelehnya di mana. Membuktikan tidak ada plastik," jelas Roy.
Selain itu, pihaknya juga memperkuat dengan uji kesetaraan substansi dengan beras standar. Hasilnya, kandungan makro seperti protein, karbohidrat, dan lemak, tidak berbeda antara beras yang diduga sintetis dengan beras normal.
"Sampelnya ya yang ada di TKP (Tempat Kejadian Perkara), kemudian ditambah lagi kami dapat sampel dari Kapolri sampel yang diambil dari Sucofindo. Hasilnya sama," tambah Roy.
Selain itu, ia mengaku beberapa laboratorium juga sudah melakukan pengujian beras plastik dengan hasil yang serupa seperti dari Kementerian Perdagangan, pihak kepolisian, Kementerian Pertanian dan BPPT.

Mari mengenal beras plastik
Maraknya keresahan warga tentang adanya isu terbaru mengenai makanan pokok yaitu Beras. Beras yang dimaksud kali ini ialah beras yang berbahaya bagi kesehatan manusia dimana bahan pembuatan beras itu sendiri menggunakan bahan Plastik sehingga beras ini dikenal dengan Beras Plastik. Beras plastic ini sudah menjadi bahan perbincangan di berita-berita tv dan Beras ini juga telah beredar di dunia maya. Bagi para pembeli beras harus hati hati dalam memilih beras yang asli atau beras plasik.

Apa itu beras plastik? 
Beras plastik ialah sebuah beras yang berasal atau berbahan dasar dari plastik dimana beras ini sangat mirip dengan beras yang aslinya. Dalam beras plastik ini sendiri terkandung senyawa zat yang berbahaya bagi manusia dan dapat menyebabkan kanker. Beras plastik ini memang masih awam untuk dikenal dimana beras ini muncul belum lama dan itulah sebabnya beras ini belum meluas di seluruh Indonesia. Menurut beberapa sumber, beras plastik ini juga dapat dibedakan dengan beras aslinya tetapi bagi masyarakat yang memang belum mengenlnya, jadi pembedaan itu akan sulit mereka ketahui. Jika dalam membedakan antara Bberas plastik dan beras asli yaitu dapat di uji dengan memangang beras tersebut dimana banyak yang mengakatan bahwa beras plastik apabila dipegang akan terasa lebih licin dari beras asli (Padi). Selain itu, cara yang dapat digunakan untuk membedakan kedua beras tersebut adalah dengan cara dibakar. Apabila beras plastik dibakar, maka dia akan lebih mudah untuk terbakar daripada beras Asli. beras plastik sendiri akan lebih duluan terbakar dan mengeluarkan bau dibandingkan dengan beras yang aslinya. Ini adalah sebuah pengalaman baru di tahun 2015 dimana munculnya beras  yang bernama beras plastik. Banyak beras yang sudah di uji coba di berbagai laboraturium dimana juga telah banyak ditemukan bahwa beras terseut mengandung atau positif beras plastik. Pada sebuah situs yang kami temukan bahwa ada 3 Senyawa Kimia dalam beras plastik yaitu : BBP (benzyil butyl phtalate), DEHP (diethyl hexyl phthalate), dan DMP (dimethyl phthalateshalate). Dalam uji coba di sebuah laboraturium 3 jenis zat kimia yang berbahaya dimana 3 zat tersebut terkandung dalam beras plastik.


Berbagai Cara Membedakan Beras Plastik dan Beras Asli
Sekarang jangan hanya menebak, ketahui dengan pasti bahwa beras yang anda beli di pasar benar-benar asli dan bukan terbuat dari bahan sintetis atau plastik. Caraspot kali ini punya hingga 9 cara untuk mengetahuinya, tentunya berdasarkan pemaparan banyak pakar dan juga dari berbagai situs berita terpercaya.
1.  Test dengan direndam
Ini adalah cara mudah untuk membuktikan apakah beras yang baru saja dibeli asli atau tidak, jika ia terbuat dari plastik maka pasti berasnya akan mengambang sebagaimana sifat plastik yang lebih ringan dari massa air. Jika bahannya memang dicampurkan dengan yang beras sungguhan maka yang terbuat dari bahan sintetis akan mengapung dengan sendirinya, ini bisa dilihat saat kita mencuci beras yang akan dimasak.
2.  Lakukan pengujian dengan menumbuk
Sebelum berita soal plastik ini banyak beredar mungkin juga anda sudah pernah melakukan ini, disengaja atau tidak. Ya dengan menumbuk beras maka akan terlihat dengan jelas kalau butirannya akan berubah menjadi bubuk seperti tepung disebabkan karena adanya kandungan karbohidrat di dalamnya, ya itu kalau asli, tapi bila ia dari bahan sintetis maka sudah pasti tidak akan mengalami keadaan yang sama melainkan hanya akan penyok atau pun patah. Ini bisa anda lakukan hanya dengan menggunakan batu biasa.
3.  Buktikan dengan dibakar
Ini adalah salah satu tips yang banyak disarankan dari berbagai siaran TV, ya dengan dibaakar. Jika berasnya berubah menjadi abu maka itu bisa dipastikan sebagai beras betulan, tapi jika ia terlihat meleleh, menggumpal dan menyatu layaknya jika kita membakar plastik maka sudah pasti ia adalah beras plastik dan harus segera dihentikan untuk dikomsumsi. Selain itu, jika memang betul dari plastik maka ia akan mudah dan lebih lama terbakar dan akan terlihat menghitam.
4.  Bedakan dengan digigit
Menggunakan cara pembuktian seperti ini bisa dibilang paling mudah dan bisa langsung dipraktekkan saat masih berada di toko dimana kita akan membeli beras. Jika telah digigit dan tidak hancur menjadi tepung, melainkan malah penyok atau susah rusak maka itu bisa jadi penilainan awal anda bahwa ia adalah beras plastik, walau cara ini sebenarnya belum bisa dijadikan pertimbangan 100% bahwa beras tersebut palsu. Dan bisa jadi juga karena dalam satu karung beras tidak semua dari plastik, melainkan ada campuran dari beras asli sekian persen, maka teknik pengujian ini bisa meleset jika kebetulan yang kita test ternyata yang sungguhan.
5.  Mengetahui dari warnanya
Umumnya beras asli tidak bisa 100% putih bersih tapi akan terlihat sedikit keruh, ya kurang lebih sama dengan ciri batu akik termahal yang pernah dibahas yang umumnya memiliki inklusi, terutama di bagian tengahnya biasanya terlihat ada warna putih kecil (bukan bening), beda dengan beras plastik dimana ia akan tampak putih bersih dan tidak ada cacat sama sekali karena dibuat dari mesin pengolah limbah plastik yang sudah barang tentu menggunakan standar yang sama dari semua butirannya.
6.  Coba pegang butirannya
Asal anda tahu bahwa kulit, terutama permukaan jari, memiliki kemampuan merabah dan membedakan permukaan suatu benda yang menonjol, bahkan hingga hanya dengan tonjolan permukaan yang setinggi 1/2500 cm. Dalam menguji beras ini kita juga bisa melakukannya dengan cara merabah, karena beras betulan akan terasa kasar permukaannya sedang yang paslu akan terasa licin.
7.  Perhatikan bagian luar berasnya
Kita bisa melakukan pengujian sederhana ini hanya dengan melihat berasnya secara keseluruhan, bukan perbiji, yakni dengan melihat apakah ada semcam balutan seperti tepung tapi agak tipis, jika ada maka bisa jadi itu asli, tapi lain lagi masalahnya kalau dia dicampur atau dioplos karena pembuktian atau cara membedakan beras plastik dan beras asli ini bisa tidak berlaku. Ada juga cara lain, yakni dengan mengambil segenggam beras kemudian perhatikan apakah ada semcam tepung yang menempel di tangan setelah berasnya disimpan.
8.  Buktikan dengan dimasak
Salah satu cara membedakan antara beras plastik dengan yang asli adalah dengan dimasak. Jika anda sudah biasa membuat bubur tentu tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Nah, jika suatu waktu anda membuatnya lagi dan ternyata durasi yang dibutuhkan untuk memasaknya jauh lebih lama maka itu bisa jadi salah satu cirinya.


9.  Rasakan aromanya
Untuk beras sungguhan kita pasti semua sudah tahu aromanya yang mana akan terasa sedikit ada aroma gabahnya dan tidak terlalu apek, sedangkan untuk beras sintetis akan terasa wangi karena memang si pembuanya sengaja menambahkan sedikit pewangi yang menyerupai beras wangi umumnya untuk mengelabui orang banyak. Caranya, ambil segenggam beras kemudian cium dan rasakan.
Kami juga menyarankan untuk melakukan uji laboratorium jika seandaianya ragu dengan hasil test yang telah anda lakukan, yakni dengan membawa sampel beras ke Badan Pengawas Obat dan Makanan setempat untuk dilakukan pengujian yang detail dan mendalam. Saya kira hasilnya akan jauh lebih akurat dibanding dengan cara manual yang telah disebutkan di atas.
Menurut berita yang pertama kali beredar, beras plastik ini pertama kali ditemukan di daerah Bekasi, Jawa Barat, dengan harga per kilogramnya Rp. 8000. Namun karena isu ini terus meluas dan ditemukan bukti nyata di daerah lain maka polisi dan dinas terkait pun terus melakukan sidak ke berbagai pasar tradisional. Beberapa daerah yang ditenggarai mulai banyak beredar beras seperti ini di antaranya adalah Yogyakarta dan daerah di Jawa lainnya. Kami hanya bisa menyebut satu daerah tersebut karena adanya pemberitaan dari salah satu TV terhadap orang yang merasa mengkomsumsinya yang juga sudah dibuktikan dari pihak berwajib.
Bukan cuma masyarakat umum yang memerlukan cara membedakan beras plastik dan beras asli ini, tapi para pedagang pasar juga wajib mengetahuinya karena jika dari pedagang saja sudah bisa menghindari memasok atau menjual beras ini maka pembeli juga tentunya akan terhindar untuk membelinya dan semakin waspada terhadap kejahatan baru ini.


SANKSI FIFA



Indonesia di sanksi FIFA per 30 mei 2015. Induk federasi sepakbola internasional FIFA akhirnya menjatuhkan juga sanksi terhadap PSSI. Indonesia di sanksi FIFA per 30 mei 2015, Sanksi ini dikenakan karena PSSI dianggap melanggar statuta FIFA pasal 13 dan 17 perihal adanya intervensi dari pemerintah.

Dalam surat yang dikirim ke Sekjend PSSI Karim Azwan, FIFA memaparkan kronologis kisruh PSSI, sebagai dasar atas pemberlakuan sanksi tersebut. FIFA juga menyatakan ada empat klausul/syarat agar sanksi itu bisa dicabut, yakni:

1. Anggota Exco PSSI terpilih harus bisa mengelola konflik yang terjadi secara independen tanpa ada campur tangan pihak ketiga.

2. Timnas harus dikelola oleh PSSI

3. Kompetisi harus dikelola oleh PSSI atau badan yang ditunjuk secara resmi

4. Semua klub yang tergabung di PSSI harus berkompetisi dibawah koordinasi PSSI.

Selain itu, FIFA juga sudah menegaskan bahwa sanksi ini membuat Indonesia kehilangan haknya sebagai anggota FIFA dan AFC. Karena itu, PSSI tidak bisa lagi mengikuti berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh FIFA dan AFC, baik untuk level timnas maupun untuk level klub.

Meski begitu, FIFA membuat perkecualian terhadap timnas U-23 yang saat ini sedang berlaga di Sea Games Singapura. FIFA masih bisa mengakomodir dan mengijinkan timnas U-23 untuk tetap bertanding di Sea Games sampai selesai.

Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan juga mengkonfirmasi perihal surat sanksi FIFA tersebut. ”Sangat menyedihkan bagi kami yang ada di Swiss. FIFA sudah memastikan bahwa negara kita tercinta akan disanksi FIFA sampai waktu yang tidak ditentukan,” ujar Hinca lewat sambungan telepon langsung dari Swiss dengan nada lemas dan suara bergetar seperti dilansir dari bolanasional.co

Dengan adanya sanksi FIFA ini, otomatis Timnas senior tidak akan bisa berlaga di pertandingan Pra Piala Dunia yang akan dihelat tanggal 11 nanti, dengan syarat FIFA masih belum mencabut sanksi tersebut. Begitu juga dengan nasib Persipura Jayapura, yang hingga kini masih memperjuangkan hak nya ke AFC untuk bisa menjadwalkan ulang pertandingan melawan Pahang FC, menyusul insiden gagal visa kemarin. Tim Mutiara Hitam hampir pasti tidak diijinkan untuk berlaga di AFC Cup.

Dari sisi para fans sepak bola, sanksi yang dijatuhkan FIFA terhadap Indonesia dirasa sebagai kerugian besar. memandang sanksi itu sangat miris karena disebabkan oleh keputusan Menpora untuk membekukan PSSI.
Dirijen Viking Persib Fans Club, Yana Umar, mengatakan sanksi FIFA atau pembekuan PSSI oleh Kemenpora berdampak negatif. Sebab banyak orang yang hidup dari sepakbola justru terganggu.
"Kasihan pemain, pelaku sepakbola, dan banyak orang yang cari makan dari sepakbola. Kalau kondisinya seperti ini justru meningkatkan angka pengangguran," kata Yana, Minggu 31 Mei 2015.
Ia pun berharap ada solusi nyata dari sanksi yang dijatuhkan FIFA. Sehingga geliat sepakbola Indonesia menjadi lebih baik dan semua persoalan yang ada bisa dituntaskan. Ia meminta baik Menpora maupun PSSI sama-sama memikirkan solusi. Bukan sebaliknya malah bersikukuh dengan argumen dan ego masing-masing. Sebab yang jadi korban dari kisruh itu sangat banyak.

Sedangkan dari sisi pemain sepak bola mengharapkan Kemenpora bersama PSSI bisa duduk bersama membahas sanksi dari FIFA agar klub-klub profesional dan timnas bisa kembali lagi bertanding di kejuaraan internasional. Dengan adanya pertemuan atau rapat bersama, antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kata Bochi, sanksi dari FIFA bisa secepatnya ditinjau kembali dan bisa dicabut sehingga gairah sepak bola dalam negeri bisa kembali hidup. Mengenai sembilan pemain Persipura yang dipanggil membela timnas senior, Bochi menyampaikan bahwa hal itu tidak mungkin lagi terealisasi karena FIFA sudah memberikan sanksi kepada sepak bola Tanah Air, sehingga sejumlah program PSSI untuk laga internasional dipastikan tidak akan terjadi.

"Begitu juga kami sembilan pemain yang dipanggil ke timnas itu memang sudah sangat berat, apa lagi Fery yang hanya seorang diri sudah berat dibandingkan kami sembilan pemain yang mau berangkat," ujarnya. "Apa lagi mereka (pengurus PSSI) hanya pemberitahuan melalui pesan singkat, tapi yang untuk surat resmi belum karena menunggu keputusan resmi, tapi memang sudah terjadi yah. Dan memang pertama kali dengar, bukan saya sendiri pasti semua pemain merasa terpukul karena ini sepak bola kita ini, hidup kita, kerja kita," urainya.
Menurut dia, seharusnya Kemenpora dan PSSI juga memikirkan nasib para pemain yang mempunyai segudang tanggungan untuk hidup mereka yang benar-benar bergantung pada sepak bola. "Saya pernah sampaikan kepada teman pers pada saat mulai kisruh ini, ada beberapa pemain di tempat lain, di klub lain, yang sudah punya penghasilan lain mungkin pegawai negeri, yaitu mungkin itu bisa menghidupi keluarga. Tapi kasihan kepada teman-teman yang betul-betul mencari nafkah atau uang dari keringat mereka di sepak bola," terangnya.
"Apa lagi mereka sudah punya anak istri yang harus dibiayai, lalu masalah uang sekolah anak, itu juga sangat disayangkan dan kami sangat kecewa dengan sanksi tersebut," tukasnya. Sebelumnya, Boaz TE Solossa mempertimbangkan sejumlah tawaran klub profesional untuk berlaga di liga luar negeri karena sanksi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepada PSSI. "Saya siap menerima tawaran bermain di klub luar negeri, jika sanksi dari FIFA masih berlaku di Indonesia," kata Boaz saat didampingi istrinya Adelina Erice Gedy, Minggu (31/5).

Pernyataan itu disampaikan kapten timnas Indonesia itu, menyusul kekecewaannya terhadapt kisruh sepak bola Tanah Air yang berbuntut pada pencekalan klub-klub profesional, termasuk Persipura Jayapura berlaga di AFC Cup 2015. "Beberapa waktu lalu, saya pernah ditawari oleh klub asal negara tetangga, tetapi saya menolak dengan alasan masih konsentrasi bersama Persipura," pungkasnya.
Apakah dengan mendapatkan sanksi FIFA ini, bisa langsung menyelesaikan masalah? Banyak hal yang harus diselesaikan dan dirapikan di persepakbolaan nasional, dengan ada atau tidak adanya sanksi FIFA maupun Pemerintah. Dan itu butuh waktu, serta penataan penyelesaian masalah yang harus matang.

Mengutip pendapat Halim Mahfudz, CEO Halma Strategic dan Pengajar Crisis Management di Pascasarjana Universitas Paramadina dalam sebuah tulisannya mengatakan bahwa Indonesia belum menikmati suasana tenang untuk meningkatkan kualitas.

Krisis kembali menghantam organisasi nasional milik bangsa ini. Jika dicermati lebih dalam, yang menjadi alat konflik PSSI ketika itu dengan saat ini mirip, yakni kompetisi.

Bedanya, pada periode 2010-2013 terjadi dualisme kompetisi hingga sempat memunculkan dua federasi dan dua timnas Indonesia.

Sedangkan yang terjadi saat ini adalah, lantaran adanya dualisme persepsi terkait kepesertaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 antara Kemenpora dan PSSI.

Dan tampaknya krisis-krisis yang terjadi tersebut sengaja dirancang untuk mengambil alih kontrol organisasi dengan menggulingkan pengurus, bukan krisis karena ketidakmampuan organisasi memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas sepak bola.

Negeri ini butuh sesuatu yang lebih berarti untuk membangun nama baik bangsa, wadah penyaluran ‘bakat anak muda’ yang konstruktif yang dikelola dengan transparan, dan sinergi dengan seluruh komponen bangsa, daripada sekadar keributan pengelolaan sepak bola.
Dan yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah, jangan lagi memberi contoh tidak baik kepada orang lain dan generasi muda dengan memaksakan kepentingan kelompok dan dengan cara rnenutupi kebenaran dan melanggar aturan.

Hanya satu cara untuk keluar dari permasalahan yang krusial (krisis) ini, yaitu menyampaikan yang benar dengan sejujur-jujurnya. Masalah-masalah lain yang ditimpakan bisa dicermati dan ditemukan cara efektif untuk dituntaskan dan dimatikan.
Landasan paling penting dalam mengatasi krisis dan tetap menjaga reputasi PSSI dan Pemerintah dalam hal ini Kemenpora adalah transparansi dan komunikasi yang jernih kepada semua stakeholders (pemangku kepentingan).
Banyak stakeholders yang kurang mendapat informasi atau yang punya kepentingan, seperti politikus. Mereka ini membutuhkan pencerahan.


KEMELUT GOLKAR


Perpecahan dalam tubuh partai bak penyakit menular yang susah dihalau, pasca perpecahan di tubuh partai persatuan pembangunan (PPP), kini perpecahan pun mendera dalam tubuh partai golkar. Kasus terbelahnya kedua partai ini embrionya sama yakni koalisi KMP dan KIH.
Partai golkar yang sejatinya memiliki pengalaman yang mumpuni dalam berpolitik, ketika pasca gelaran pemilu dan pilpres biasanya selalu solid dan merapatkan barisan kembali, namun kini berbeda keadaan. Proses pilpres telah usai namun perpecahan di partai ini justru baru dimulai. Golkar yang memang piawai dalam bermain politik dua kaki alias pecah pangung, nampaknya kini serasa tak berdaya untuk dipersatukan kembali dalam sebuah tujuan bersama membangun bangsa. Ambisi kekuasaan masing-masing kubu menarik katub bersebrangan dan semakin menjauh. Ya memang katub ini sangat berpengaruh, karena ada banyak kepentingan berada didalamnya. Selain kepentingan kekuasaan apa lagi?
Golkar yang sedari awal spesialis berada pada barisan pemerintahan, kini nampaknya telah memilih jalannya sendiri. Golkar lebih nyaman menjadi partai oposisi merapatkan barisan bersama koalisi merah putih (KMP) yang dihuni oleh Gerindra, PKS, PAN. Pilihan pahit bagi golkar ini tidak serta merta membuat politisi golkar menjadi solid, namun sebaliknya justru menjadi terbelah, karena kubu satunya lagi melangengkan tradisi berada didalam pemerintah.
Pada titik ini, saya sebetulnya bangga terhadap partai golkar yang telah berani berada diluar pemerintahan untuk menjadi penyeimbang. Sebagai partai yang besar, memang seharusnya sekali-kali merasakan situasi diluar kekuasaan, dan dalam lima tahun kedepan berada dalam garda terdepan melakukan control terhadap kinerja pemerintah. Pilihan untuk berada diluar kekuasaan ini sejatinya jika kita pahami sebagai dinamika politik sebetulnya baik bagi masa depan golkar. Setidaknya golkar tidak kembali di cap sebagai pragmatisme politik semata. Dan bahkan, jika golkar mampu konsisten berada diluar kekuasaan, dan bermain sebagai oposisi secara baik, bukan tidak mungkin tingkat elektabilitas partai ini akan semakin membaik pada masa yang akan datang.
Cap orde baru yang selalu melekat dalam tubuh partai golkar akan menjadi semakin pudar, dan golkar harusnya mampu melakukan transformasi politik demi sebuah masa depan bangsa yang baik, dan maju. Pilihan untuk berada diluar kekuasaan dan menjadi partai penyeimbang, harusnya menjadi jalan untuk melakukan transformasi keorganisasian sekaligus re-branding partai untuk mendapatkan kepercayaan publik kembali.
Jika saya amati, ada dua trobosan yang menarik yang dilakukan oleh partai golkar semenjak reformasi. Pertama, ketika tahun 2004 pilpres dilaksanakan, partai golkar mengagas adanya konvensi secara terbuka, yang digagas oleh akbar tanjung untuk menjaring calon presiden, dan kedua, adalah tahun ini yang telah memastikan jalannya untuk memastikan diri untuk berada diluar kekuasaan atau menjadi oposisi.
Dibalik sebuah konflik yang terjadi, saya berkeyakinan akan muncul sebuah pembaharuan yang pastinya akan membuat sebuah organisasi menjadi lebih baik kedepan. Sebut saja PDIP dan Demokrat, yang notabene adalah sebuah partai yang mengutamakan simbolisme. PDIP telah mampu melakukan perubahan secara budaya kepartaian, dimana sebagai simbol politik PDIP, bersedia untuk tidak maju lagi dalam pertarungan Pilpres 2014 dan dengan sukarela mempercayakan kepada Jokowi, tak pelak dukungan kepada Jokowi dan PDIP pun semakin membaik, dan kepercayaan public terhadap partai ini menjadi semakin baik. Inilah yang saya sebut sebagai keberanian bertransformasi untuk menuju pembaharuan partai.
Pertarungan kubu Abu Rizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono ini nampaknya belum juga menemui jalannya, dan justru semakin meruncing kepada perpecahan. Pasca sidang Mahkamah Partai Golkar yang dipimpin oleh senior golkar Prof Muladi, ditambah lagi dengan adanya surat keputusan dari Menkum-Ham belum juga mampu menghentikan pertarungan kedua belah kubu, dan justru membuat kubu Ical semakin meradang, dan membuat upaya benturan politik semakin meluas.
Pasca munculnya surat keputusan dari Menkum Ham kubu Ical tidak berdiam diri, dengan sigap dan gerak cepat mengumpulkan DPD I dan II yang diklaim oleh pihaknya dihadiri sekitar 400 orang yang bertajuk rapat konsultasi nasional. Pada situasi yang lain juga pertarungan antara kedua kubu semakin panas, sebagaimana wawancara langsung di salah satu stasiun tv kubu Ical yang diwakili oleh Ali Muchtar Ngabalin dan KubuAgung yang diwakili oleh Yoris Raweyai. Dalam wawancara tersebut mereka saling tuding bahwa munas mereka lah yang paling sah, dan munas lainnya “abal-abal”, dan kemudian dari wawancara itu berbuntut panjang sampai terjadi pemukulan oleh orang yang tidak dikenal kepada Ali Muchtar Ngabalin saat menghadiri gelar pertemuan di hotel Sahid.
Konsolidasi yang digelar oleh kubu Ical menyepakati bahwa pihak Ical akan mengajukan gugatan ke pengadilan Jakarta Barat tentang keabsahan dualisme kepengurusan ini. Pada situasi yang lain, pihak koalisi KMP yang diwakili oleh Akbar Tanjung dan Amien Rais pun turun gunung untuk menyampaikan kekecewaannya kepada pemerintah (menkum Ham) diberbagai media. Mereka menandaskan bahwa pemerintah sesegera mungkin menghentikan intervensinya kepada Partai Politik yang tengah berkemelut (Golkar dan PPP), dan memberikan kekeluasaan kepada Partai Politik untuk menyelesaikan kemelutnya. Selain langkah upaya hukum yang ditempuh, mereka juga menempuh jalur politik dengan mengelindingkan isu akan mengajukan hak angket via komisi III untuk menyelidiki keputusan menkum Ham mengenai pengesahan kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono.
Jika kubu Ical sibuk untuk melakukan counter atas keputusan yang disampaikan oleh MenkumHam, maka hal berkebalikan dilakukan oleh kubu Agung Laksono. Karena merasa telah mendapatkan pengakuan secara yuridis atas kepengurusannya di Golkar dari MenkumHam, mereka langsung mengelar berbagai pertemuan, baik untuk melakukan konsolidasi maupun safari politik untuk mendapatkan legitimasi dari pihak eksternal. Langkah Agung Laksono konsolidasi dilakukan untuk kembali menata ulang dan melakukan restrukturisasi organisasi baik di level DPD I dan DPD II, hingga tidak segan-segan melakukan pengantian kepengurusan yang dianggap tidak berpihak dengan kepengurusan Agung Laksono. Untuk membangun legitimasi publik atas keabsahan kepengurusannya, pihak agung laksono langsung melakukan safari politik ke Nasdem sekaligus menegaskan bahwa Golkar akan segera merapat ke KIH.

Apa yang akan terjadi di kemudian hari JIka Terus Konflik?

Konflik politik yang tidak kunjung selesai ini sejatinya telah menggerus banyak tenaga, baik di internal partai Golkar maupun masyarakat. Rasanya susah sekali untuk move on dan segera fokus untuk membangun bangsa. Bukan tidak mungkin akan terjadi perpecahan dalam tubuh Golkar jika terjadi secara berlarut-larut dan bisa saja Golkar akan tertinggal momentum penting Pilkada langsung. Keberadaan Golkar di daerah yang masih kuat dan perpecahan yang terjadi di tingkat kepengurusan DPP akan mengobrak-abrik soliditas partai di level daerah. Sudah barang tentu jika hal ini terjadi maka Golkar akan tidak dapat apa-apa dalam level pertarungan di Daerah.
Pada level Nasional pun saya kira akan terjadi hal yang sama, perpecahan kepengurusan ini akan berdampak pada soliditas fraksi golkar di senayan, dengan demikian Golkar akan kembali gigit jari karena tidak akan mendapatkan apa-apa dari pertarungan ini. Justru yang akan di untungkan adalah partai-partai seperti hal nya Demokrat, Nasdem, Gerindra, dan lain-lainnya. Selain itu, dari upaya memperoleh kemenangan dari pertarungan ini akan membuat konsentrasi dan fokus partai Golkar dalam capaian target partai dalam berbagai pemilu baik Pilkada maupun nasional akan terjadi penurunan secara drastis, hal ini dikarenakan energi mereka telah habis terkuras dalam pertarungan internal, juga akan kesulitan untuk mengkonsolidasi perpecahan di daerah. Dengan demikian dapat diyakini bahwa perolehan suara partai golkar akan anjlok sebagaimana nasib yang dialami partai Demokrat pada pemilu yang lalu, dan akan ditinggalkan oleh konstituennya pada saat mendatang.
Sebagai partai yang besar dan telah kenyang bermain dalam pangung politik, seharusnya mereka sesegera mungkin bisa keluar dari kemelut ini. Berlarut-larutnya konflik ini tidak akan membawa keuntungan bagi partai, namun hanya memuaskan hasrat politik sebagian orang saja dalam upayanya membangun dan mempertahankan kekuasaan. Capain partai golkar yang pasca reformasi hingga kini tetap dinobatkan sebagai partai terbesar diantara PDIP dan lainnya, seharusnya disadari sebagai sebuah kepercayaan masyarakat yang harus tetap dijaga dengan baik. Bukan justru berkonflik untuk berebut kekuasaan didalam, yang justru akan membawa dampak kerugian bagi partai sendiri.
Setiap partai memiliki siklusnya masing-masing, adakalanya berada dibawah dan mengalami puncak kejayaannya. Untuk menjaga ritme dan grafik prestasi, sudah seharusnya partai melakukan trobosan-trobosan yang baik dan terstruktur untuk menyesuaikan dengan kepentingan dan perubahan zaman. System kepartaian di Indonesia menuntut adanya sebuah perubahan yang lebih modern jika tidak ingin ditinggalkan oleh konstituennya. Sudah bukan jamannya lagi bermain aman dan pragmatis, untuk sekedar mencari hidup saja dalam pemerintahan. Namun partai harus mampu mengambil peran penting dalam keterlibatannya dalam pembangunan bangsa, baik itu berada dalam lingkaran kekuasaan maupun diluar ring kekuasaan.
Dengan demikian, kita semua berharap, tidak hanya bagi partai golkar, namun juga PPP yang kini sedang didera perpecahan. Jadikan perpecahan ini sebagai sarana untuk pengambilan sikap terbaik, dan dalam rangka membela kepentingan bangsa dan negara. Bukan berada pada posisi berebut kekuasaan untuk kepentingan sesaat saja serta pragmatisme politik sesaat.